Infak yang masuk dari masyarakat digunakan untuk operasional pengangkutan sampah ke TPA Pati yang belum difasilitasi secara penuh oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pati. Meskipun demikian, LPBI NU Trangkil tetap gigih dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan menggunakan alat berat seperti ekskavator, meskipun operasionalnya mahal.
Sampah yang menumpuk selama musim hujan mengundang kepedulian LPBI NU untuk segera mengatasi dengan mendatangkan ekskavator demi membersihkan TPS yang penuh dengan sampah.
Ahmad Sholhan, aktivis sosial dan Ketua PC GP Ansor Pati 2010-2015, juga menyayangkan minimnya peran serta pemerintah dalam hal sampah ini, padahal ada dinas khusus yang menangani persoalan sampah. "Apa isu soal sampah kurang menarik bagi pemerintah?" ucap Ahmad Sholhan, mempertanyakan kurang pedulinya pemerintah terhadap masalah ini.
H. Kholil Ismail, Ketua Lesbumi MWC NU Trangkil dan anggota BPD Desa Guyangan, mendorong pemerintah untuk lebih peduli terhadap masalah ini. Dua hari ini, mereka bahkan menggunakan alat berat ekskavator untuk membersihkan TPS yang penuh dengan sampah.
Relawan NU sudah peduli, ayo masyarakat juga peduli untuk memberikan infak terhadap pengelolaan sampah. Infak tersebut bukan untuk gaji, tetapi untuk biaya operasional angkut sampah sampai ke TPA Pati.
Pemerintah harus ikut tanggung jawab secara penuh mengatasi persoalan sampah ini agar permasalahan lingkungan dapat terselesaikan dengan baik dan berkelanjutan.